KUTIPAN TERBARU Untuk menjadi orang tua itu tidak lah mudah, sebelum memiliki anak , kita mungkin penuh dengan saran dan ide-ide. Tetapi sesudah menjadi seorang ibu, terkadang kita merasa kewalahan dan kehabisan akal. Setiap kali, ada saja masalah baru yang timbul seiring pertumbuhan anak yang harus ditangani. Sering kali si Ibu kehilangan kesabaran, membentak, dan berteriak kepada si Anak. Dan kemudian si Ibu pun menyesal karena merasa menjadi ibu yang buruk untuk si Anak. Namun, jika kita menyadari kesalahan dan menerima keburukan-keburukan yang telah kita perbuat, maka masih ada kesempatan membenahi diri untuk menjadi orang tua yang baik, dan kemudian mendidik anak-anak untuk menjadi lebih baik pula.
TURUNKAN BADAN DAN
SUARA
Saat bicara dengan anak, turunkan badan sampai level mata dan
turunkan suara. Terkadang kita terlalu sering menjulang tinggi diatas anak dan
bicara dari atas kepada mereka. Atau dengan suara lantang yang tidak ingin
didengar siapapun. Memang sulit mengendalikan diri ketika susu coklat tumpah
ditempat tidur atau mendengar suara piring yang pecah dilantai. Tapi berteriak
atau membentak tidak akan membantu. Hampir bisa dipastikan, anak tidak
menumpahkan susu atau menjatuhkan piring dengan sengaja.
Lain kali, jika ingin menegur kepada anak untuk sesuatu yang
terjadi secara tidak sengaja, berjongkoklah sehingga kita setinggi level mata
dengan si Anak, dan kemudian bicaralah dengan suara rendah. “piring yang telah
pecah itu sangat berbahaya karna bisa melukai tangan kita, ibu akan
membersihkan bagian yang berbahaya ini, sesudah itu kamu bantu ibu membersihkan
yang lainnya. ”Bagaimana jika kejadian tersebut disengaja? Sekali lagi, jongkok
sampai setinggi level mata si Anak, lalu bicara dengan nada suara rendah dan
tegas “ ini tidak baik. Kita menjatuhkan, menendang, melempar atau apapun
lainnya”. Lalu tarik perhatian dari anak tersebut selama beberapa saat.
KENALI MASALAH DAN SELESAIKAN
Sering terjadi perubahan sederhana sudah cukup menimbulkan
masalah. Sebagai contoh, jika si Anak kebiasaan lupa tidak membawa pulang buku
materi dari sekolah, apakah kita bisa atur untuk menjemputnya selama satu atau
dua minggu, dan beri dia kesempatan untuk kembali ke sekolah untuk
mengambilnya? Atau jika si Anak selalu berkelahi karna menonton televisi
sesudah makan malam, apakah bisa satu anak main boneka sementara yang lainnya
istirahat? Mereka bisa bergantian menonton dan kita bisa lebih tenang. Berpikirlah
secara kreatif. Jika celana si Anak dipenuhi semut ketika pulang sekolah dan
tak bisa duduk diam untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya, mungkin jalan-jalan
disekitar rumah atau main 30 menit di luar bisa member waktu yang diperlukannya
untuk duduk diam. Sebaliknya jika si Anak pulang dengan perut lapar, lalu makan
banyak permen, maka siapkan alternative yang lebih sehat.
BELAJAR MELEPASKAN
Apakah anda perang dengan anak untuk sesuatu hal yang tidak
terlalu penting? Contohnya, anda tidak suka sepatu yang diletakkan di anak
tangga dan si Anak benci untuk melakukan upaya yang berlebihan untuk menaruh
sepatunya di rak sepatu. Anda dapat melaksanakan aturan anda dan siap-siap
untuk teriak 15 tahun berikutnya. “ ibu bilang taruh sepatumu di rak!” atau si
Ibu dan si Anak dapat berkompromi: sepatu dimaksukkan ke kotak cantik, lalu di
simpan di tangga.
HENTIKAN HIBURAN
Apapun yang dipikirkan anak, kita sebagai orang tua tidak
wajib membuat mereka terhibur setiap saat. Hilangkan kebiasaan si Anak dengan
menempelkan daftar tugas yang harus diselesaikan dipintu kulkas. Arahkan anak
yang bosan untuk mengerjakan tugasnya dan minta mereka untuk melakukan
tugas-tugas selanjutnya di daftar. Maka si Anak akan berpikir dua kali sebelum
mengatai dirinya bosan. Biarkan si Anak belajar menghibur dirinya sendiri,
bantu mereka untuk menemukan hobinya, libatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan
apa saja, atau keluarkan kotak besar dan biarkan imajinasi mereka bermain.
KENALI si ANAK
Cari cara untuk menghabiskan waktu 20 sampai 30 menit yang
tak terputus dengan anak setiap minggu. Jika kita punya beberapa anak, tetapkan
system giliran waktu kebersamaan dengan masing-masing anak bersama kita dan
pasangan. Seperti makan es krim bersama ayah dan ibu di dapur, atau bermain di
taman. Berikan sepenuhnya waktu utuk si Anak, jika perlu matikan ponsel, agar
waktu anda benar-benar focus dengan si Anak.
2 Komentar untuk "TIPS MEMBINA RUMAH TANGGA YANG BAIK DAN BENAR"
Sapa Bilang Tidak Gampang , bagi saya gampang kok,,,
gampang asalkan saling mengerti dan tidak ada ego, namun yg namanya manusia pasti akan saling tarik menarik mngenai ego masing2